Beranda | Artikel
Contoh-contoh Berlebihan dalam Beragama - Syaikh Ashim al-Qaryuti #NasehatUlama
Kamis, 13 Oktober 2022

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Sahihnya, dari Abdullah bin Mas’ud,
bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Celakalah orang-orang yang berlebih-lebihan (dalam agama)!”
Beliau mengatakannya tiga kali.
Hadis ini menunjukkan tercelanya orang yang berlebihan
dan bahwa berlebih-lebihan menyelisihi ajaran Islam,
karena syariat Islam itu mudah dan ringan,
tanpa Ghuluw (berlebih-lebihan) padanya.

Termasuk Ghuluw adalah berlebih-lebihan dalam urusan ibadah dan interaksi sosial.
Islam tidak mengenal Ghuluw,
hidup membujang (tidak mau menikah),

monastisisme (meninggalkan kesenangan dunia, seperti rahib di biara),
menyakiti diri sendiri,
dan tidak pula berpantang dari makanan, minuman,
atau kenikmatan lain yang telah Allah ʿAzza wa Jalla halalkan bagi hamba-Nya.

Ketika Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam diberitahu tentang seseorang
yang bernazar akan puasa sambil berdiri dan tidak akan duduk,
berbicara, maupun berteduh,

beliau bersabda, “Suruh dia duduk,
bicara, dan berteduh,
dan tetap menyempurnakan puasanya.”

Termasuk berlebih-lebihan adalah bertanya tentang masalah agama
yang tidak ada manfaatnya,
dan memaksakan pertanyaan-pertanyaan
tentang sebagian masalah gaib dan lain sebagainya
yang sebenarnya tidak berhubungan dengan hukum syariat.

Termasuk berlebih-lebihan adalah banyak bicara
dan menggunakan kalimat, ungkapan, atau perkataan
yang tidak ada manfaat dan artinya,
karena itu hanya dilakukan oleh para pembual.

Berlebih-lebihan adalah semua hal yang menyelisihi tuntunan Islam
dan bimbingan Nabi Pemberi Petunjuk Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Adapun istikamah menjalankan syariat Allah,
maka ini adalah jalan menuju surga.

Semua bentuk istikamah dan mengikuti tuntunan Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
adalah sesuatu yang terpuji dan jauh dari Ghuluw dan melampaui batas.
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.

====

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

رَوَى الْإِمَامُ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ

قَالَهَا ثَلَاثًا

هَذَا الْحَدِيثُ يَدُلُّ عَلَى ذَمٍّ لِلْمُتَنَطِّعِينَ

وَأَنَّ الْمُتَنَطِّعَ يُخَالِفُ تَعَالِيمَ الْإِسْلَامِ

إِذْ شَرِيعَةُ الْإِسْلَامِ يُسْرٌ وَسَمَاحَةٌ

لَا غُلُوَّ فِيهَا

التَّنَطُّعُ مِنْهُ غُلُوٌّ فِي الْعِبَادَاتِ وَالْمُعَامَلَاتِ

الْإِسْلَامُ لَا يَعْرِفُ الْغُلُوَّ

لَا يَعْرِفُ التَّبَتُّلَ

لَا يَعْرِفُ الرَّهْبَانِيَّةَ

لَا يَعْرِفُ تَّعْذِيبَ النَّفْسِ

لَا فِي الْاِمْتِنَاعِ عَنِ الطَّعَامِ وَلَا الشَّرَابِ

وَلَا التَّنَعُّمِ بِمَا أَكْرَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَبْدَهُ

النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْبِرَ عَنْ رَجُلٍ

كَانَ نَذَرَ أَنْ يَقُومَ وَلَا يَجْلِسَ

وَأَلَّا يَتَكَلَّمَ وَلَا يَسْتَظِلَّ

قَالَ: مُرْهُ بِأَنْ يَجْلِسَ

وَأَنْ يَتَكَلَّمَ وَأَنْ يَسْتَظِلَّ

وَأَنْ يُتِمَّ صَوْمَهُ

مِنَ التَّنَطُّعِ السُّؤَالُ عَنْ أُمُورٍ فِي الدِّينِ

لَا طَائِلَ تَحْتَهَا

وَتَكَلُّفٌ فِي السُّؤَالِ عَنْهَا

عَنْ بَعْضِ الْغَيْبِيَّاتِ وَغَيْرِ ذَلِكَ

مِمَّا لَا يَنْبَنِي عَلَيْهَا حُكْمٌ شَرْعِيٌّ

مِنَ التَّنَطُّعِ التَّشَدُّقُ فِي الْكَلَامِ

وَاخْتِيَارِ جُمَلٍ وَعِبَارَاتٍ وَكَلَامٍ

لَا فَائِدَةَ مِنْهُ وَلَا مَعْنَى لَهُ

وَإِنَّمَا هَذَا مِنْ شَأْنِ الثَّرْثَارِينَ

التَّنَطُّعُ كُلُّ مُخَالَفَةٍ لِهَدْيِ الْإِسْلَامِ

وَهَدْيِ نَبِيِّ الْهُدَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَمَّا الْاِسْتِقَامَةُ عَلَى شَرْعِ اللهِ

فَهَذَا سَبِيلٌ مُوْصِلٌ إِلَى الْجَنَّةِ

فَكُلُّ اسْتِقَامَةٍ وَكُلُّ سَيْرٍ عَلَى هَدْيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَهُوَ مَحْمُودٌ وَبَعِيدٌ عَنِ الْغُلُوِّ وَالتَّنَطُّعِ

وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Artikel asli: https://nasehat.net/contoh-contoh-berlebihan-dalam-beragama-syaikh-ashim-al-qaryuti-nasehatulama/